Arie Tulus : Cintaku Berbunga Di Kampus Berbukit (3)

    Arie Tulus "Cintaku 3 Digital Art 2020

3.

Pagi-pagi sekira pukul 04.00 HP ku berdering. Sengaja aku letakkan di atas bantal samping telinga pada setiap kali akan tidur, supaya orang yang menelpon, termasuk pacarku akan segera aku sapa.  Tapi, siapakah gerangan pagi-pagi buta begini begitu nekad menelponku? Rasa ngantukku masih saja menumpuk karena baru sekitar tiga jam aku baringkan diri setelah menyelesaikan dua tugas paper; matakuliah Filsafat dan metodologi penelitian.

Baru saja tanganku mau meraba-raba posisi Hp ku, tiba-tiba deringan itu berhenti. Padahal baru hitungan ke tiga deringan itu berbunyi. Ah, biarkan saja. Pasti teman kuliah, atau orang-orang yang suka iseng mengganggu disaat masih terlelap tidur. Aku tidak tergerak sedikitpun untuk memeriksa nomor siapa sebenarnya yang baru menghilang itu, makanya aku langsung saja melanjutkan jam tidurku yang tersisa, dan mencoba memanggil kembali sisa-sisa mimpiku yang baru saja terganggu oleh deringan itu.

Aku coba mengingat-ingat kembali posisi diriku, dimana sebenarnya ketika berada di dalam rentang mimpi barusan ? Dan sangat sangat berharap agar mimpi itu tersambung lagi hingga bisa tahu dengan jelas akan apa sebenarnya arti dan makna dari mimpi itu? Terus terang saja aku termasuk orang yang memercayai mimpi. Oleh karena sudah mengendap di akal sehatku, bahwa mimpi itu tidak sekedar angin kelelahan yang datang menari-nari di ruang alam bawa sadarku. Atau seperti dalam pandangan beberapa ahli pikir yang sepakat bahwa mimpi itu hanya merupakan bunga-bunga tidur saja, karena dipengaruhi oleh berbagai aktifitas hidup yang sudah pernah di jalani.

Bagi diriku, rentetan mimpi, atau sepenggal mimpi yang telah dilalui ketika sedang tidur di waktu siang, ataupun malam, hal itu bisa saja  dapat menjelaskan sebuah isyarat tentang sesuatu yang akan terjadi di hari esok, lusa atau di hari-hari yang akan datang. Apakah ada sangkut pautnya dengan diri sendiri, atau orang lain, tergantung dari materi mimpi yang dialami.

Nenekku pernah cerita ketika aku membawa makanan yang telah di masak mamaku, jika mimpi sedang mendaki gunung dengan susah payah tapi pada akhirnya sampai pada puncaknya ? Maka mimpi itu mengisyaratkan kesuksesan akan diraih sekalipun melewati berbagai likaliku tantangan. Jika suatu waktu dalam mimpi diriku mendapat emas ? Maka berbagai rejeki itu akan ditemui bahkan bisa saja datang dengan sendirinya. Jikaaa… awoooooo, sepertinya sebelum bunyi dering HP itu terjadi, aku sebenarnya sementara bergelut dalam mimpi menaiki tangga untuk meraih sebuah bendera yang tertancap di menara. Baru saja tanganku memegangnya, tiba-tiba saja aku dikagetkan oleh deringan itu. Ini artinya mimpi bagus. Mimpi bagus. Tapi bagaimanakah akhir dari mimpi itu ?

Aku coba bisikkan pada diriku. “Ayo, lanjutkan saja tidurmu, dan teruskan sisa rentang adegan mimpimu, setelah kau raih bendera itu, bagaimanakah tindakanmu selanjutnya ? Baru saja aku menutup rapat-rapat mataku, dan pikiranku melayang mengitari danau Tondano, tersangkut di hamparan enceng gondok, tiba-tiba Hp ku bernyanyi sebagai tanda ada SMS masuk. Aku bergegas membuka dan membacanya. “Halo Sayang…Sudah bangun belum ? Cium Sayang ya ? mmmuuuuuuuuach…! (Bersambung)//arts

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar