Arie Tulus : Cintaku Berbunga Di Kampus Berbukit (7)

Cintaku (7) Digital Art 2020 Arie Tulus

7

Siapa bilang dalam perjalanan cintaku tidak ada ciuman? Ah, ciuman…? Cinta untuk merambah ke angan-angan. Dan cinta untuk mewujudkan andai-andai? Itulah “Ciuman”. Jika salah diarti-wujudkan maka sangat berbahaya bagi para pelakunya. Ada yang mengekspresikannya terdorong rasa rindunya yang telah tertahan begitu lama. Ada pula yang melakukannya demi tiga kata: “Sungguh Aku menyayangimu”! Tapi ada yang menuangkannya karena nafsu keblingsatannya yang tak terkontrol, sehingga mereka tidak lagi memusingkan ada di area mana, atau ada dalam suasana apa? Mereka pikir dunia ini hanyalah milik mereka berdua hingga tidak malu-malu lagi menerjemahkannya di alam terbuka.

Sungguh. Aku tidak munafik. Ciuman itu tetap diperlukan. Sadar atau tidak sadar, siapa saja yang telah memenjarakan diri bersama cinta, pasti ada dorongan kuat dari dalam jiwa untuk memelodikannya, termasuk aku. Tapi apa yang aku terjemahkan masih dalam batas-batas terkontrol. Dan Jangan sampai justru menenggelamkan semangat untuk menyelesaikan studi karena sudah telanjur memerangkapkan diri pada sesuatu yang telah dilakukan secara tolol dan begok. Aku tak mau mengecewakan Ortuku. Begitu juga Ortu dari pacarku.

Ada begitu banyak potret kehidupan di dalam, dan di luar kampus yang bisa dijadikan cermin untuk berkaca, dan bisa dijadikan satu pembelajaran bermakna. Bahwa kegagalan dalam perkuliahan itu sangat memungkinkan terjadi oleh karena kebodohan diri sendiri yang tidak bisa menahan nafsu, dan tidak bisa berpikir logis, akibat dari perlakuan cinta dan ciuman yang tidak bertanggung jawab.

Kasus-kasus yang terjadi di dalam rumah kost seperti penemuan orok bayi tidak berdosa. Mayat perempuan terbujur kaku dengan busa yang masih tersisa di mulut karena ternyata meminum racun maut. Atau tewas bersimbah darah karena bunuh diri. Mungkin sudah banyak kali di dengar, dan itulah faktanya bagi mereka yang tidak menggunakan akal sehat sebagai seorang mahasiswa. Maka dari itu, aku dan pacarku punya komitmen kuat untuk tetap saling menjaga diri, dan memegang sebuah prinsip yang dianggap gampang-gampang tapi sulit. Sulit tapi gampang dan akan berjalan dengan iklas jika ada kata “saling percaya”.

Dunia kampus dan yang namanya mahasiswa memang sangat berbeda situasinya ketika masih berada di sebuah dunia yang namanya masa-masa SMA. Kebebasan membawa diri di dalam kampus sangat terasa jika dibandingkan ketika masih sebagai siswa. Sebagai mahasiswa keputusan mau masuk kuliah atau tidak, sangat jelas ada ditangannya masing-masing. Para Dosen terkadang tidak mau ambil pusing jika ada teman-teman mahasiswa tidak masuk kuliah lantaran lebih memilih berleha-leha percuma di kantin, atau memilih berduaan dengan sang kekasih di luar ruang kuliah, ketimbang duduk di dalam mengikuti dan menyelesaikan jam-jam perkuliahan. “Toh di akhir semester akan ketemu juga”. Begitu salah satu dosen matakuliah favoritku bilang.

Duh, tak terasa waktu begitu cepat berpindah. Jam telah menunjukkan matakuliah metodologi penelitian sudah akan dimulai. Aku dan pacarku bergegas melangkah memasuki ruang bersama teman-teman kuliah seangkatanku. Sebagai mahasiswa yang sudah menapak di semester-semester akhir, sudah seharusnya mendalami secara serius matakuliah yang satu ini. Karena pada akhirnya di saat-saat mau menyusun proposal Skripsi, akan bersentuhan langsung dengan teknik dan metode penelitian. Maka dari itu, mau tidak mau harus kontrak mata kuliah, dan mengikutinya dengan seksama. 

Aku dan pacarku telah sepakat untuk berusaha sedapat mungkin, agar matakuliah metodologi penelitian ini mendapat nilai terbaik. Dan tidak mau lalai dalam setiap tugas yang diberikan sang Dosen. Apakah itu tugas terstruktur, atau tugas-tugas mandiri, harus menyelesaikannya tepat waktu. Karena dari anjuran dosen tersebut, siapa dapat menyelesaikan tepat waktunya akan dapat nilai plus. Tapi bukan berarti tugas-tugas asal jadi alias copy paste dari karya orang lain? Artinya tugas memang dikejakan sendiri. Bukan juga disuruh kerjakan oleh orang lain?

Dan satu hal yang bisa dibanggakan pada diriku dan pacarku, bahwa hingga saat ini semua tugas matakuliah selalu dikerjakan sendiri tanpa campur tangan pihak lain. Jelas hal ini ada kebanggaan tersendiri. Sama bangganya kita berdua bisa menjaga benang-benang cinta yang terbina selama menjalani perkuliahan ini, agar tidak akan kusut dipermainkan situasi, atau kusut karena ketelodoran diri sendiri yang tipis perasaan, atau tipis telinga karena terprovokasi berita-berita miring.//bersambung

 


Posting Komentar

0 Komentar