Arie Tulus : Cintaku Berbunga Di Kampus Berbukit (5)

"Cintaku 5" Arie Tulus Digital Art 2020

Dari cerita-cerita yang beredar di antara teman-teman kost, kayaknya Donjot malu berterus terang memperkenalkan keberadaan keluarga, termasuk orang tuanya, karena Donjot sendiri sudah terlanjur berpenampilan wah, seperti lahir dari keluarga pejabat yang tidak pernah merasa berkekurangan. Dengar-dengar lagi dari cerita yang beredar, Donjot telah menjalin hubungan layaknya satu keluarga legal dengan seorang perempuan yang sebenarnya statusnya masih mahasiswa, dan sudah punya baby ?  

Astaga, apa benar ? Ya iyalah, dan praktek kehidupan seperti ini sebenarnya bukan hanya Donjot, tapi ada Donjot-Donjot lain. Begitu kata teman-teman kost yang tinggal di rumah kost miliknya tante “Gamia” alias galaknya minta ampun apabila ada laki-laki yang tidak sopan datang bertamu di tempatnya. Makhlum tempat kostnya tante “Gamia” dipenuhi mahasiswi-mahasiswi cantik seperti baru turun dari kayangan.

Ah, sudahlah. Aku tidak akan membahas atau menceritakan lebih jauh tentang keberadaan Donjot, dan “donjotisme”, karena cerita-cerita yang beredar ini bagiku masih dikategorikan sebagai gossip yang tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya, apalagi belum ada data valid yang di dapat melalui proses penelitian kwalitatif, hehehehe.  Aku masih lebih percaya apabila kenyataannya memang ada di depan mata kelapaku sendiri. Kalau hanya dengar cerita dari mulut kemulut pasti sudah ada bumbunya, dan sangat berbahaya apabila ada pihak tertentu yang menggugatnya melalui jalur hukum. Dan lebih sialnya lagi jika sudah berurusan dengan penegak hukum, justru tidak ada untungnya, karena waktu dan kantong dompet akan juga terkuras dalam proses itu. Memenuhi surat panggilan saja pasti harus keluar ongkos untuk bayar oplet atau ojek sebagai biaya transportasi.

Jadi tentang Donjot cukup saja taruh rasa prihatin dan berikan kesempatan pada dirinya untuk berjalan sesuai dengan pilihan hidupnya. Karena pada dasarnya yang memilih hidup ada resikonya masing-masing dan diri sendiri yang akan mengalami dan menanggungnya. Ini bukan masalah setuju dan tidak setuju tentang perilaku kehidupan seperti gosip tentang Donjot. Tapi mestinya harus hati-hati dan jangan gegabah menjatuhkan vonis pada seseorang tanpa ada bukti-bukti nyata. Tahu tidak? Sedangkan koruptor sudah ada bukti-bukti rekaman video, dan bisa ketangkap basah masih bisa berdalih dengan segala akal bulusnya. bahkan bisa menyerang balik? Maka disinilah kebenaran hukum benar-benar mengalami pengujian hebat. Hohohohoho sudah ngelantur ke masalah hukum segala.

Kembali lagi kepada diriku, yang jelas ketika menerima nomor telpon atau SMS yang tidak jelas dari mana asalnya, aku memilih untuk mengabaikannya dan tidak ada usaha untuk menelusurinya lebih jauh karena buang-buang waktu saja, dan buang-buang pulsa. Masih lebih baik pulsa yang ada aku gunakan untuk menelpon orang tuaku untuk menanyakan kabar dari mereka, atau menelpon kekasihku sekalipun hanya sekedar mengingatkan saja, “Halo Yayang ? Selamat Pagi. Jangan lupa membawa buku teks Metodologi Penelitian dan Filsafat ya ? Kita ketemu di ruang kuliah jam 9.00 nanti. Jangan terlambat, karena kau tahu kan? Dosen Metodologi dan Filsafat itu maunya kita sudah ada di dalam ruangan ketika ia datang". //bersambung…- (arts)

 


Posting Komentar

0 Komentar