(Foto Istimewa)
malesungnews.com Tomohon// Corona,
corona…kapan akan berhenti datang menyerang? Wabah virus yang entah sampai
kapan akan berhenti atau dihentikan ini memang telah melumpuhkan berbagai sendi
kehidupan warga masyarakat. Tak Cuma pengusaha restoran dan hotel yang kelihatan sepi sekaligus
mengalami “derita” akibat wabah yang katanya sudah semakin menggila ini jika
kita tidak ikut mengantisipasinya. Apalagi sengaja membiarkan diri berjalan jalan dan hadir
bergerombol seenaknya di luar rumah.
Adalah
Johny Kalalo, atau Pak JK sesuai nama panggilan berdasarkan initial yang tertera pada nama lengkap Lelaki Kinaskas (Kakaskasen) yang
sehari-harinya bekerja sebagai petani sayur dan bunga dibilangan Lewet
Nawanua Kinilow, seputaran Jalan Lingkar Barat Tomohon Utara.
Suami
dari Selvi Supit inipun secara langsung ikut mengalami keterpurukan dari hasil
panen kali ini akibat wabah Corona yang datang menyerang umat manusia
diberbagai belahan dunia, termasuk tentunya di daerah provinsi Sulawesi Utara,
tidak terkecuali Kota Tomohon beserta warganya benar-benar ikut menderita
dengan adanya virus yang sudah menelan banyak korban ini.
“Dampak Covid-19 bagi petani, baik petani
sayur ataupun petani bunga, ya cukup terasa kelesuan daya beli dari konsumen.
Biasanya petani-petani bunga dan sayur yang ada di Kakaskasen dan sekitarnya, jika
akan memasuki hari raya seperti Jumat Agung dan Paskah, hasil-hasil pertanian
kami akan laku terjual semua dengan harga yang lumayan. Tapi untuk saat ini, ya
kalau bunga sebagian besar tinggal jadi penghias kebun, sedangkan sayur sebagian
besar di buat pupuk organik di bedeng-bedeng. Jadi sangat berdampak bagi kami
sebagai petani, terutama nilai jualnya menurun drastis hingga ikut berpengaruh juga pada ekonomi keluarga kami”. Begitu keluh seorang ayah dari Anthonetha Kalalo yang kini
bersekolah di SMA Kristen Tomohon, dan Joy Kalalo di SMP Negeri 2 Tomohon.
Pak JK bersama Selvi Supit istrinya (Foto Istimewa)
Lelaki
energik pantang menyerah inipun tetap survive dengan keberadaannya sebagai petani tulen. Ia bersama istrinya tidak diam dalam keterpurukan, sekalipun daya
beli warga kini menurun sehingga pemasukan untuk menanggulangi berbagai
kebutuhan ekonomi keluarga juga ikut menipis, ia-pun tetap akan melanjutkan profesinya
sebagai petani yang sudah dijalani dan ditekuni kurang
lebih tiga puluh tahun petani sayur, sedangkan petani bunga sudah jelang enam tahun.
Mengantisipasi
berbagai kebutuhan keluarga, Johny bersama Istrinya melayani juga pesanan nasi
kuning, disamping rangkaian bunga-bunga hias berbagai model yang disesuaikan
dengan keinginan pemesan atau pelanggan.
“Saya
biasanya jual bunga dan sayuran di Kios Jalan Jembatan Lingkar Timur Kakaskasen
Satu Tomohon Utara. Kios Joy Florist. Tapi
saat ini lantaran Corona sementara di tutup.
Jika ada yang berminat, siapa saja datang dan ambil di Kobong tentunya dengan Harga
berdamai”. Begitu urai pak JK melalui percapan inbox FB Sabtu 11 April 2020
bersama malesungnews.com.
Diakhir
percakapan dengan Pak JK yang tinggal menetap
di negeri Kinaskas Kakaskasen Satu ini, iapun cuma berharap : “semoga wabah ini cepat
berlalu. Dan perlunya perhatian semua stecholder untuk memulihkan perekonomian
masyarakat:” @arts.
Sayur Pokcai hasil pertanian Pak JK di Kakaskasen Satu Tomohon Utara
(Foto Istimewa)
Salah satu rangkain Bunga Hasil Karya Pak JK yang siap di pasarkan
(Foto Istimewa)
0 Komentar